Tulisan tangan memiliki hubungan erat dengan kondisi emosi dan pikiran bawah sadar penulisnya. Secara garis besar, kondisi emosi serta pikiran bawah sadar seseorang akan menentukan kualitas hidupnya. Karena kedua hal tersebut berperan dalam mempengaruhi perilaku, pilihan, serta cara memandang peristiwa dalam hidup penulis. Berawal dengan adanya teori ini, para ahli sejak pun berpendapat bahwa dengan sebaliknya, mengubah tulisan tangan akan mengubah kondisi emosi serta pikiran bawah sadar dari penulis itu sendiri.

Pada dasarnya memang benar ada hubungan antara tulisan tangan dengan kondisi pikiran bawah sadar. Namun perlu diingat bahwa proses “terapi” seperti ini tidak mungkin instan. Ya, betul! Kepribadian Anda yang sudah dibentuk selama 20-30 tahun tidak mungkin bisa berubah dalam waktu 1-2 malam saja. Jikapun memang bisa, maka implikasinya bisa malah berbahaya! (Baca juga : Bahaya Grafoterapi!)

Contohnya dalam proses grafoterapi dengan metode “Beautification”, yaitu mengubah secara langsung bentuk tulisan. Salah satu yang disarankan di situ adalah dengan menggarisbawahi tanda tangan maka penulis akan menjadi mandiri. Nah masalahnya metode Beautification hanya berhenti di situ saja. Salah satu tanda kemandirian dalam Grafologi memang ditunjukkan dengan adanya garis bawah di tanda tangan. Namun dengan menggarisbawahi tanda tangan, semua aspek yang ada di tanda tangan tersebut juga akan meningkat. Coba bayangkan jika ada kecenderungan keras kepala, maka penulis setelah menggaris bawahi tanda tangannya akan menjadi orang yang keras kepala kuadrat! Apakah hal ini baik? Tentu saja tidak!

Jika demikian, lalu bagaimana seharusnya saya melakukan Grafoterapi?

Secara umum, jika seseorang tidak memiliki hambatan, konfik internal atau mental block, maka orang tersebut akan dapat berfungsi secara optimal di dalam hidupnya. Bukan berarti dia tidak ada kelemahannya, tapi yang dimaksud optimal adalah dapat menggunakan kelebihan sepenuhnya dan menghindari situasi dimana kekurangannya harus diunggulkan. Oleh karena itu perlu dipahami bahwa ada 2 macam hambatan dalam diri:

1. Hambatan diri yang sifatnya bawaan (karakter utama). Untuk ini, upaya mengubah diri tidak akan efektif. Di kondisi ini, Grafologi berfungsi untuk melihat pada kondisi dan situasi seperti apa penulis akan meraih hidup yang optimal.

2. Hambatan diri yang muncul karena konflik internal. Di kondisi ini, Grafoterapi berfungsi untuk melepaskan ketegangan yang ditimbulkan oleh konflik internal. Sehingga setelah konfliknya hilang hidup pun akan membaik.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan latihan mengenali kapan munculnya ketegangan dalam aktivitas sehari-hari. Biasanya ketegangan ini sudah menjadi bagian dari diri, sehingga sulit untuk disadari. Namun dengan metode Grafoterapi Grapho-Cybernetics, Anda dapat dengan seksama melihat kapan ketegangan ini muncul di tulisan atau coretan yang Anda buat.

Langkah kedua adalah latihan melepaskan ketegangan yang sudah Anda sadari. Langkah ini sangat penting, karena di sini lah Grafoterapi berperan. Akan ada pelepasan ketegangan secara fisik dari cara Anda memegang alat tulis, dan ada juga pelepasan ketegangan secara emosional. Keduanya harus berjalan beriringan agar proses terapi yang dilakukan dapat berjalan dengan optimal.

Kedua langkah tersebut tidak terpisahkan. Dalam setiap sesi grafoterapi, Anda akan mengikis selapis demi selapis konflik internal yang ada. Dan dengan latihan yang rutin, ketika ketegangan muncul dalam aktivitas sehari-hari, Anda akan dengan mudah melepasnya tanpa membiarkannya hadir terlalu lama dan menambah potensi konflik dalam diri. Dengan semakin menipisnya konflik internal dan ketegangan tersebut, maka hidup Anda pun akan berangsur-angsur membaik dan semakin optimal.

Untuk pengadaan seminar dan workshop untuk umum dan perusahaan, chat nomor whatsapp 0815.7429.2036 atau tekan logo whatsapp di sisi kanan bawah layar untuk menghubungi kami.

Johan D. Gunawan akan mempersiapkan materi yang sesuai dengan kebutuhan komunitas ataupun perusahaan Anda.